Partai Politik, Covid-19 dan Politisasi

politisasi covid

Modernis.co, Malang – Konotasi negatif kerap kita arahkan pada istilah politisasi. Yakni sebuah cara berpolitik yang tidak etis dan pragmatis yang dilakukan individu maupun kelompok. Lalu apa bedanya politik dengan politisasi?

Politik dapat berkedudukan sebagai disiplin ilmu dan sebagai suatu sistem yang mengikat sekumpulan orang secara kelembagaan yang mempunyai struktural kepemimpinan. Dalam konteks kenegaraan, politik biasanya diisi oleh politisi dan partai politik. Adanya keterkaitan antara politik, politisi, politisasi, dan partai politik.

Politik merupakan bidang yang ditekuni oleh politisi atau politikus. Partai politik merupakan wadah bagi kegiatan politik yang berisikan kumpulan politisi. Sedangkan politisasi adalah kegiatan politik yang dijalankan oleh politisi dalam suatu kelembagaan politik. Sementara, segala hal yang kemudian dikaitkan dengan politik disebut politisasi, dengan garis bawah melanggar UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dan Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2018 tentang Kampanye Pemilihan Umum.

Ketika aktivitas yang dilakukan individu atau politisi dan kelompok atau partai politik dilakukan secara tidak etis dan pragmatis atau melanggar peraturan perundang-undangan diatas maka dapat disebut politisasi. Ketika fokus kita diarahkan kepada politisi dan partai politik secara fitrah kedua hal tersebut sudah pasti berkaitan dengan politik.

Partai Politik Melawan Covid-19

Sudah menjadi rahasia umum, keberadaan partai politik di tengah masyarakat adalah untuk mendapat dukungan pada pemilihan wakil rakyat. Berbagai cara digunakan partai politik untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Beberapa partai politik sudah mulai bergerilya menunjukkan eksistensinya dalam berkontribusi melawan Covid-19.

Seperti Partai Golkar yang membentuk gerakan lawan corona dan menyumbang alat-alat medis. Kemudian Partai Demokrat yang membentuk gerakan nasional melawan Covid-19 dan membagi-bagikan hand sanitizer di beberapa daerah. Kemudian ada PDIP yang mengajak seluruh elemen bangsa bersatu lawan Corona. Kader-kader dari PKS di beberapa daerah menyumbangkan gajinya untuk penanganan Covid-19.

Partai Nasdem yang mengajak seluruh elemen bangsa bahu membahu melawan Corona. Partai Amanat Nasional(PAN) menyumbang APD dan obat-obatan untuk petugas medis. Bahkan partai termuda Gelora Indonesia juga turut mengedukasi masyarakat dalam membiasakan cuci tangan dan membagikan tempat cuci tangan sederhana di sudut-sudut lingkungan masyarakat.

Sejatinya apa yang dilakukan oleh partai-partai di Indonesia merupakan keputusan individu di dalam partai politik. Ini adalah inisiatif personal yang independen. Adapun jika tindakan partai politik dilakukan secara berjamaah, itu karena adanya pemimpin di dalam partai politik yang mempunyai wewenang untuk menggerakan SDM di dalamnya.

Membantu pemerintah dalam pencegahan penyebaran Covid-19 dapat dilakukan oleh semua elemen bangsa termasuk partai politik. Terkait akan dinilai sebagai bentuk politisasi atau tidak tergantung dari mana dan siapa orang yang melihatnya. Dikatakan melek politik ketika seseorang dapat melihat politik dengan luas.

Politik Murni atau Politisasi

Hampir setiap partai politik menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat. Namun, bagi sebagian masyarakat justru menilai bahwa kegiatan partai politik di tengah Covid-19 adalah bentuk politisasi. Sebagaimana yang dijelaskan di awal, politisasi adalah mengaitkan segala hal dengan politik.

Sebenarnya. dari mana seseorang bisa mengatakan tindakan-tindakan partai politik adalah sebuah politisasi yang memanfaatkan kondisi masyarakat saat ini? Yang membedakan politik murni dan politisasi adalah niat dari pihak yang bersangkutan. Dan bagaimana seseorang dapat mengetahui isi hati orang lain? Lucu kiranya menggunakan ilmu kira-kira dalam memvonis seseorang.

Sedikit ragu ketika seseorang dengan lantang menghakimi kegiatan anggota partai politik sebagai bentuk politisasi. Gerakan-gerakan kepedulian partai politik terhadap bencana nasional Covid-19 merupakan keputusan seorang yang mempunyai wewenang di dalam partai politik. Seorang pemimpin partai menggunakan wewenangnya untuk membantu meringankan beban hidup masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Gerakan yang dipelopori oleh individu dalam partai politik tidak serta merta dikatakan politisasi Covid-19. Segala hal yang dilakukan oleh politisi yang notabene adalah anggota partai politik akan berbau politik dan politisasi. Tingkat kompetisi yang tinggi antar politisi dan partai politik menjadi pemicu utama munculnya isu politisasi Covid-19. Saling melempar argumen yang tidak produktif.

Berbagai argumen di laman media menggiring masyarakat untuk memandang buruk kegiatan baik yang dilakukan sejumlah partai politik di Indonesia dari tingkat cabang hingga pusat. Kelapangan hati diperlukan oleh semua kalangan dalam menyikapinya. Ini dalam rangka bersatu melawan Covid-19.

Menghentikan narasi yang menyebabkan sesama anak bangsa menjadi terpecah belah menjadi hal yang harus digaungkan oleh kita yang sadar untuk menyadarkan. Dalam memandang fenomena ini, penulis berusaha menjadi pribadi yang netral. Mengharapkan rekan-rekan untuk lebih luas dalam memandang sebuah persoalan.

Pesan Mohammad Hatta, “jatuh bangunnya negara ini sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekadar nama dan gambaran rangkaian pulau di peta”

Oleh: Imam Fahrudin (Aktivis IMM Tamaddun FAI UMM)

Related posts

Leave a Comment